Faktor alasan penyebab terjadinya perceraian rumah tangga memang bermacam-macam. Pemicu tingginya angka perceraian di Indonesia pada umumnya adalah karena faktor ekonomi dan kurangnya komunikasi yang baik antara suami dan istri.
Masalah kasus perceraian pada dasarnya adalah masalah keluarga dan hubungan antara suami dan istri yang tidak terjalin dengan baik. Baik hal tersebut terjadi ketika awal pernikahan, di tengah-tengah masa perkawinan dan lain sebagainya.
Dampak akibat buruk bercerai bukan saja nantinya akan berpengaruh pada kehidupan suami istri selanjutnya, akan tetap mempunyai pengaruh yang buruk juga terhadap kehidupan anak-anak dari ayah dan ibunya yang bercerai di kemudian hari nantinya juga.
Masalah Dalam Pernikahan Yang Menyebabkan Perceraian
Dalam Agama Islam Tujuan utama pernikahan adalah membentuk Keluarga Sakinah Mawaddah Warahmah yang berdasarkan pada tuntunan agama baik yang tercantum dalam Al-Qur’an maupun hadist-hadist sunnah Rasulullah SAW.
Akan tetapi rintangan halangan cobaan dan ujian dalam kehidupan rumah tangga tentunya dan pastinya akan selalu terjadi dalam rangka untuk menguji keimanan kesabaran dalam hidup berumah tangga.
Dalam agama Islam maka solusi bila dalam sebuah rumah tangga tidak menemukan kebahagiaan maka hal yang cara yang halal tetapi dibenci Islam adalah cerai. Dalam istilah fiqihnya talak (khusus untuk pihak suami) dan khuluk (bagi sang istri) bila telah terpenuhi akan syarat-syaratnya. Ini adalah bagian dari hukum bercerai dalam Islam.
Berikut beberapa faktor penyebab perceraian yang sering terjadi antara lain adalah sebagai berikut :
1. Masalah Ekonomi Keuangan Keluarga
Ini adalah bagian dari masalah utama dalam sebuah perkawinan yang seringkali menyebabkan perceraian antara suami istri. Masalah finansial keluarga dapat menjadi pemicu terjadinya konflik dalam rumah tangga, meskipun jarang yang menggunakan alasan ini saat ia mengajukan gugatan perceraian.
Namun jika telah terjadi adanya ketimpangan antara pendapatan ekonomi suami dan istri contohnya pendapatan istri lebih besar maka hal ini juga dapat memicu terjadinya konflik rumah tangga yang berujung perceraian.
2. Adanya Perbedaan Antara Suami Dan Istri
Sudah semestinya pernikahan atau pun perkawinan adalah menyatukan perbedaan antara suami dan istri. Manusia tentunya mempunyai kelemahan kekurangan dan kelebihan masing-masing. Dan rumah tangga saling melengkapi antara satu dengan yang lainnya.
Akan tetapi bila perbedaan tidak disikapi dengan bijaksana baik oleh suami atau pun sang istri maka justru perbedaan menyebabkan seseorang melepas hubungan dengan orang lain tanpa tolerasi terlebih dahulu.
Seharusnya perbedaan menjadikan seseorang mengerti kekurangan antar satu dengan lainnya dan mewujudkan solusi untuk bersatu dan saling mengisi, bukan menjadikan perpisahan dan perpecahan. Contohperbedaan dalam masalah pernikahan antara lain bisa berwujud pada :
- Perbedaan faham dan keyakinan.
- Perbedaan ide dan pemikiran.
- Perbedaan status sosial dari masing-masing keluarga (kaya dan miskin).
3. Masalah Keluarga
Hubungan antara anggota keluarga satu dengan anggota keluarga lainnya. Antara orang tua dan anak, saudara sekandung, saudara ipar dan lain-lain atau adanya anak tiri, maka hal ini bisa menjadi sumber masalah bagi hubungan suami istri.
Sikap yang bijaksana adalah bagian penting dari keberanian dalam menghadapi berbagai masalah keluarga dan perkawinan.
4. Kekerasan Dalam Rumah Tangga KDRT
Di Indonesia bahwasannya kekerasan fisik dalam rumah tangga (KDRT / kekerasan dalam rumahtangga) merupakan hal yang paling sering dijadikan alasan seseorang dalam mengajukan gugatan perceraian.
Meskipun sudah dilarang oleh negara, namun kekerasan fisik masih banyak terjadi. Sebelum menyakiti pasangan kita, sebaiknya ingat kepada Tuhan atas tanggungjawab yang seharusnya kita jalani terhadap pernikahan, tidak boleh saling menyakiti antara pasangan kita. Dan inilah pentingnya suami istri untuk Bermuhasabah dalam hal semacam ini satu dengan yang lainnya.
5. Perselingkuhan
Selingkuh adalah sebuah penghianatan dalam rumah tangga. Semua orang tidak menginginkan orang yang dicintai melakukan perselingkuhan kepada orang lain.
Tentu saja hal ini menyebabkan luka dalam yang membekas di hati. Luka karena dihianatioleh pasangan akan menyebabkan keputusan dini tanpa pertimbangan terlebih dahulu, yaitu perceraian.
Penyebab Perselingkuhan dapat terjadi saat seseorang mulai tidak tertarik dengan pasangannya lagi. Rasa bosan sebenarnya merupakan hal yang wajar, namun tidak sepantasnya menggunakan alasan ini sebagai pembenar jika dia telah mengikat janji setia dengan pasangannya.
Agar pasangan selalu tertarik maka diri kita dan juga pasangan harus menjaga komunikasi dengan baik, saling memahami kekurangan pasangan, menjaga penampilan di depan pasangan, dan selalu menjaga romantisme bersama pasangan suami istri.
6. Kurang Perhatian Dan Kurang Komunikasi
Manusia memiliki watak senang diperhatikan, diakui, dicintai, dan disayangi. Jika dalam keluarga salah satu pasangan mendapatkan perhatian kurang, maka bunga kemesraan dalam rumah tangga pun akan layu.
Dan tentu saja hal ini bisa memperbesar peluang perceraian antara keduanya dalam sebuah rumah tangga yang telah dijalin.
7. Pertengkaran
Sering bertengkar dan terjadinya pertengkaran dalam rumah tangga pasti dialami oleh banyak orang. Pertengkaran kecil sebaiknya tidak dianggap remeh, apalagi jika watak keduanya (suami dan istri) mudah tersinggung dan sulit untuk berdamai.
Tentu saja hal ini akan memicu dan juga akan sangat mudah untuk mengeluarkan kata-kata yang bernada perceraian. Jika pertengkaran suami istri sering terjadi, maka akan sangat mudah mereka untuk bercerai.